Artikel ini saya buat untuk
bebagi kepada kalian para pencari ilmu yg sangat wow :v karena ingin tau
sejarah pembentukan bumi kita ini.
Bumi adalah planet ketiga dari Matahari yang merupakan planet
terpadat dan terbesar kelima dari delapan planet dalam Tata Surya. Bumi juga
merupakan planet terbesar dari empat planet kebumian Tata Surya.
Usia: 4,543 miliar tahun
Radius
rata-rata: 3.959 mil
Jarak
dari Matahari: 92,96
juta mil
Gravitasi: 9,807 m/s²
Massa: 5,972E24 kg
Luas
permukaan: 196,9 juta mi²
SEJARAH PEMBENTUKAN BUMi
Banyak ilmuwan yang percaya
bahwa Bumi terbentuk bersamaan dengan terbentuknya Tata Surya. Umur Bumi
diperkirakan sekitar 4,5 Milyar tahun, batu tertua yang pernah ditemukan
berusia 4,3 milyard tahun.
Sistim Tata surya kita berasal
dari spiral awan nebula (awan gas dan debu batuan dan metalik) yang sangat
besar. Matahari terbentuk dari bagian tengah awan nebula. Pada saat awan ini
berputar mengelilingi Matahari, awan ini secara perlahan menjadi rata.
Beberapa bagian dari awan ini berputar seperti pusaran arus.
Gas dan debu yang berada di
sekitar pusaran ini ikut bergabung. Kumpulan dari gas dan debu ini semakin
tumbuh besar dengan menarik berbagai partikel-partikel yang berada di dekatnya.
Secara lambat laun kumpulan berbagai partikel yang berputar ini membentuk
planet-planet yang mengelilingi Matahari.
Salah satu teori menyebutkan
bahwa Bumi pada awalnya berupa gas kemudian berubah menjadi cairan dan akhirnya
menjadi lebih dingin sehingga kerak Bumi ( kulit luar ) menjadi padat mengeras.
Banyak ilmuwan yang mendukung teori bahwa awan Nebula yang membentuk Tata Surya
kita berasal dari ledakan sebuah bintang.
Bumi yang terbentuk berupa
materi padat tanpa air dan dikelilingi awan gas. Radiasi berbagai material dan
meningkatnya tekanan di dalam Bumi secara bertahap menghasilkan panas yang
sanggup mencairkan bagian dalam Bumi. Berbagai material berat seperti besi
menjadi tenggelam, sedangkan material ringan seperti Silika ( batuan yang
terdiri dari silikon dan oksigen ) muncul ke permukaan Bumi dan membentuk lapisan
keras kulit Bumi yang pertama.
Panasnya perut Bumi juga
menyebabkan zat-zat kimia di dalam Bumi muncul ke permukaan. Beberapa zat kimia
membentuk air, dan ada juga yang menjadi gas-gas yang membentuk atmosfere.
Selama lebih dari jutaan tahun secara perlahan-lahan air terkumpul di
tempat-tempat yang rendah dan membentuk lautan. Daratan berkembang di Bumi, air
hujan dan sungai melarutkan garam dan berbagai subtansi dalam batuan dan
membawanya ke lautan, sehingga membuat lautan menjadi asin.
Atmosfere awal Bumi mungkin
terdiri dari hidrogen, helium, metan, dan amonia sama seperti atmosfere Jupiter
saat ini. Barangkali sebagian besar terdiri dari karbon dioksida seperti
atmosfer Venus saat ini.
Selama sekitar satu milyar
tahun yang pertama Bumi tak mengandung kehidupan. Kemudian gabungan kimia yang
terjadi secara kebetulan di atmosfer dan memperoleh energinya dari
sumber-sumber seperti petir, menghasilkan asam amino dan asam nukleat, yakni
bahan pembangun molekul semua mahluk hidup.
Bumi pada awalnya mengandung
sedikit sekali oksigen. Oksigen di Bumi terutama berasal dari tanaman-tanaman
yang menggunakan karbon dioksida untuk berfotosintesis dan menghasilkan
oksigen. Dengan semakin banyaknya tanaman yang terbentuk di Bumi maka
jumlah oksigen menjadi semakin banyak.
Pada awalnya hanya terbentuk
satu benua besar yang disebut Pangaea dan dikelilingi satu samudera
Panthalassa. Sekitar 200 juta tahun yang lalu benua ini terbelah menjadi dua
yakni Gondwanaland dan Laurasia. Gondwanaland kemudian terbelah membentuk benua
afrika, antartika, australia, Amerika Selatan, dan sub benua India.
Sedangkan Laurasia terbelah menjadi Eurasia dan Amerika Utara. Pada saat benua
ini terbelah-belah beberapa samudera baru muncul di sela-selanya. Diperlukan
waktu berjuta-juta tahun untuk membentuk posisi daratan yang seperti sekarang
ini.
Bumi terdiri dari beberapa
lapisan, lapisan luar Bumi disebut Lithosphere dan terdiri dari 30 lapisan.
Masing-masing lapisan terdiri dari bagian yang keras dan mantel bagian atas,
lapisan keras ini bergerak di atas sebuah lapisan batu yang sangat panas di
dalam lapisan mantel yang disebut asthenosphere. Pada saat lapisan-lapisan ini
bergerak mereka juga membawa benua-benua dan lantai dasar samudera bergerak
bersamanya.
Lapisan-lapisan Bumi ini
bergerak dengan tiga cara; pertama saling menjauh, kedua saling mendekat dan
ketiga saling melewati. Jika lapisan Bumi bergerak saling menjauh di suatu
tempat, maka mereka pasti bergerak saling mendekat di tempat yang lain.
Bila dua buah Lapisan saling
bertubrukan maka salah satu lapisan akan terangkat dan membentuk pegunungan.
Pegunungan Himalaya dengan puncak Gunung Everestnya mulai terbentuk 60 juta
tahun yang lalu, ketika lapisan Bumi yang mengangkut India bertabrakan dengan
lapisan Bumi yang mengangkut Eurasia.
Ketika bertabrakan salah satu
lapisan mungkin tertekan ke bawah ke dalam mantel di bawah lapisan yang lain,
membentuk sebuah jurang yang sangat dalam di dasar samudera. Panas di dalam
perut Bumi mencairkan material-material dan mencari jalan keluar ke permukaan
Bumi membentuk Gunung Berapi.
Kira-kira 250 juta tahun yang
lalu sebagian besar kerak benua di Bumi merupakan satu massa daratan yang
dikenal sebagai Pangea. Kemudian, kira-kira dua ratus juta tahun yang lalu
selama Periode Trias, Pangea terpecah menjadi dua benua besar yaitu Laurasia,
yang sekarang terdiri dari Amerika Utara, Eropa, sebagian Asia Tengah dan Asia
Timur; dan Gondwana yang terdiri dari Amenka Selatan, Afrika India, Australia
dan bagian Asia lainnya. Bagian-bagian dan dua benua besar ini kemudian
terpecah-pecah, hanyut dan bertubrukan dengan bagian lain.
Interpretasi yang terbaru
didasar kan pada distribusi berbagai pecahan yang disebut "terranes",
yang memiliki sejarah geologi yang berlainan. Untuk menentukan letak Jawa dan
Bali dengan tepat pada peta Pangea hampir mustahil. Pertama, karena penanggalan
terhadap batuan sangat sedikit. Kedua karena mungkin bentuk jawa tidak ada
sebelum Kala Miosen, dan Bali barangkali baru muncul di atas permukaan laut
kira-kira tiga juta tahun yang lalu.
Kira-kira 250 km ke arah
selatan jawa dan Bali adalah Palung jawa yang sangat dalam. Di bagian selatan
palung ini merupakan bagian dan suatu dangkalan yang dikenal sebagai Dangkalan
Indo-Australia, yang terbentuk di bagian dalam samudera di sebelah selatan
India dan Australia, dan membentuk pecahan antara Antartika dan Australia.
Pergerakan dangkalan ini ke
arah utara terus berlangsung sampai sekarang dengan laju 6 cm/tahun. Pergerakan
ini mendesak Dangkalan Sunda dimana Asia Tenggara berada, dan selama
berjuta-juta tahun daya yang dihasilkan oleh gerakan ini melipat
lapisan-lapisan sedimen tua membentuk deretan pegunungan.
Dangkalan Indo-Australia masuk
ke bawah Dangkalan Sunda di sepanjang Palung Jawa, dan selip mendadak yang
kadang-kadang terjadi akibat gesekan antara dua dangkalan ini menimbulkan gempa
bumi, sedangkan panas yang dihasilkan dari gesekan dua dangkalan ini membentuk
kantung-kantung batuan yang mencair di bawah tekanan tinggi. Kantung-kantung
ini dapat bocor ke permukaan dan membentuk gunung berapi.
Walaupun batuan vulkanik cukup
dominan, daerah sedimentasi juga cukup luas. Luas utama bagian utara dan
selatan sedimen moderen yang berasal dari erosi gunung-gunung baru mengendap di
atas sedimen tua yang terangkat ke atas karena gerakan yang dahsyat di bawah
batuan yang meleleh.
Namun tidak semua batuan
sedimen merupakan hasil erosi, karena terdapat daerah batu kapur yang berasal
dari suatu masa ketika organisme pembentuk terumbu karang tumbuh subur yang
kemudian terangkat ke atas. Misalnya daerah perbukitan kapur di Padalarang Bandung.
Seluruh dataran aluvial di
bagian utara Jawa sudah terbentuk dalam waktu 8.000 tahun terakhir, yaitu
ketika permukaan laut turun 5-6 m. Dataran ini terbentuk, sebagian karena
kipas-kipas aluvial dari limpahan gunung berapi dan sebagian karena dataran pasca-Pliosen
yang terangkat ke atas. Proses-proses ini terus berlang- sung sampai sekarang.
Bumi adalah planet tempat
tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai tempat tinggal makhluk
hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi, bahan-bahan material pembentuk
bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan
bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan, perbukitan, danau,
lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam sistem
tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita perkirakan
selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan
bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal
inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut air laut. Oleh
karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya
tata surya kita.
Bagaimana Bumi ini terbentuk
secara pasti masih merupakan perdebatan dimana banyak pendapat yang dikemukakan
oleh para ahli dengan alasan yang berbeda-beda pula. Berikut ini beberapa teori
mengenai pembentukan bumi yang umum dikenal.
1. Teori Kant – Laplace
Sejak jaman sebelum Masehi,
para ahli telah banyak berfikir dan melakukan analisis terhadap gejala-gejala alam.
Mulai abad ke 18 para ahli telah memikirkan proses terjadinya Bumi. Salah
satunya adalah teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755)
dan Piere de Laplace (1796)? Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace.
Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian
berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk
kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses
perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar
memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang
kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.
2. Teori Planetesimal
Pada awal abad ke-20, Forest
Ray Moulton, seorang ahli astronomi Amerika bersama rekannya T.C Chamberlain,
seorang ahli geologi, mengemukakan teori Planetisimal Hypothesis, yang
mengatakan matahari terdiri dari massa gas bermassa besar sekali, pada suatu
saat didekati oleh sebuah bintang lain yang melintas dengan kecepatan tinggi di
dekat matahari. Pada waktu bintang melintas di dekat matahari dan jarak
keduanya relatif dekat, maka sebagian massa gas matahari ada yang tertarik ke
luar akibat adanya gravitasi dari bintang yang melintas tersebut. Sebagian dari
massa gas yang tertarik ke luar ada yang pada lintasan bintang dan sebagian
lagi ada yang berputar mengelilingi matahari karena gravitasi matahari. Setelah
bintang melintas berlalu, massa gas yang berputar mengelilingi matahari menjadi
dingin dan terbentuklah cincin yang lama kelamaan menjadi padat dan di sebut
planetisimal. Beberapa planetisimal yang terbentuk akan saling tarik – menarik
bergabung menjadi satu dan pada akhirnya membentuk planet, termasuk bumi.
3. Teori Bintang Kembar
Teori ini dikemukakan oleh
seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori ini, galaksi berasal dari
kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak material
yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang
masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang
yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak itu adalah matahari, sedangkan
pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya.
4. Teori Pasang Surut Gas
(Tidal)
Teori ini dikemukakan oleh
James Jeans dan Harold Jeffreys pada tahun 1918, yakni bahwa sebuah bintang
besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya
pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan
gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat
kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi
(60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir
sama besar dengan matahari mendekat, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung
gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang
tadi. Gunung-gunung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk
semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari dan merentang
ke arah bintang besar itu.
Dalam lidah yang panas ini
terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu
berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar
yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan
perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya
terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar
mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini
berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus,
sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan
relatif lebih cepat.
Sementara pendinginan
berlangsung, planet-planet itu masih mengelilingi matahari pada orbit berbentuk
elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu ketika meraka akan mendekati
matahari dalam jarak yang pendek. Akibat kekuatan penarikan matahari, maka akan
terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh planet yang baru lahir itu. Matahari akan
menarik kolom-kolom materi dari planet-planet, sehingga lahirlah bulan-bulan
(satelit-satelit) yang berputar mengelilingi planet-planet. Peranan yang
dipegang matahari dalam membentuk bulan-bulan ini pada prinsipnya sama dengan
peranan bintang besar dalam membentuk planet-planet, seperti telah dibicarakan
di atas.
5. Teori Big Bang
Berdasarkan Theory Big Bang,
proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada
awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran
tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan
bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan
kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian
membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6
milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang
disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya.
Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi
sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian,
gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.
Dalam perkembangannya, planet
bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang
ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:
1. Awalnya, bumi masih
merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan unsur.
2. Pembentukan perlapisan
struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang
berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih
ringan akan bergerak ke permukaan.
3. Bumi terbagi menjadi lima
lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi
Masih banyak teori-teori yang
lainnya yang dikemukakan oleh para ahli seperti:
Teori Buffon dari ahli ilmu
alam Perancis George Louis Leelere Comte de Buffon. Beliau mengemukakan bahwa
dahulu kala terjadi tumbukan antara matahari dengan sebuah komet yang
menyebabkan sebagian massa matahari terpental ke luar. Massa yang terpental ini
menjadi planet.
Teori Weizsaecker dimana pada
tahun 1940, C.Von Weizsaecker, seorang ahli astronomi Jerman mengemukakan tata
surya pada mulanya terdiri atas matahari yang dikelilingi oleh massa kabut gas.
Sebagian besar massa kabut gas ini terdiri atas unsur ringan, yaitu hidrogen
dan helium. Karena panas matahari yang sangat tinggi, maka unsur ringan
tersebut menguap ke angkasa tata surya, sedangkan unsur yang lebih berat
tertinggal dan menggumpal. Gumpalan ini akan menarik unsur – unsur lain yang
ada di angkasa tata surya dan selanjutnya berevolusi membentuk palnet – planet,
termasuk bumi.
Teroti Kuiper dikemukakan oleh
Gerald P.Kuiper mengemukakan bahwa pada mulanya ada nebula besar berbentuk
piringan cakram. Pusat piringan adalah protomatahari, sedangkan massa gas yang
berputar mengelilingi promatahari adalah protoplanet. Dalam teorinya, beliau
juga memasukkan unsur – unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Pusat piringan
yang merupakan protomatahari menjadi sangat panas, sedangkan protoplanet
menjadi dingin. Unsur ringan tersebut menguap dan malia menggumpal menjadi
planet – planet.
Teori Whipple oleh seorang
ahli astronom Amerika Fred L.Whipple, mengemukakan pada mulanya tata surya
terdiri dari gas dan kabut debu kosmis yang berotasi membentuk semacam
piringan. Debu dan gas yang berotasi menyebabkan terjadinya pemekatan massa dan
akhirnya menggumpal menjadi padat, sedangkan kabutnya hilang menguap ke
angkasa. Gumpalan yang padat saling bertabrakan dan kemudian membentuk planet –
planet.
Secara umum yang paling
populer sampai sekarang adalah Teori Big Bang dan banyak diikuti oleh para
ilmuwan walaupun terkadang masih terdapat beberapa perbedaan.
A. Proses Terjadinya Bumi
B. Pangea dan Gondwana
C. Karakteristik Pelapisan
Bumi
Bumi adalah planet ketiga dari
delapan planet dalam Tata Surya. Diperkirakan usianya mencapai 4,6 milyar
tahun. Jarak antara Bumi dengan matahari adalah 149.6 juta kilometer atau 1 AU
(ing: astronomical unit). Bumi mempunyai lapisan udara (atmosfer) dan medan
magnet yang disebut (magnetosfer) yang melindung permukaan Bumi dari angin
matahari,sinar ultraungu, dan radiasi dari luar angkasa. Lapisan udara ini
menyelimuti bumi hingga ketinggian sekitar 700 kilometer. Lapisan udara ini
dibagi menjadi Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer, dan Eksosfer.
Lapisan ozon, setinggi 50 kilometer, berada di lapisan stratosfer dan mesosfer
dan melindungi bumi dari sinar ultraungu. Perbedaan suhu permukaan bumi adalah
antara -70 C hingga 55 C bergantung pada iklim setempat. Sehari dibagi menjadi
24 jam dan setahun di bumi sama dengan 365,2425 hari. Bumi mempunyai massa
seberat 59.760 milyar ton, dengan luas permukaan 510 juta kilometer persegi.
Berat jenis Bumi (sekitar 5.500 kilogram per meter kubik) digunakan sebagai
unit perbandingan berat jenis planet yang lain, dengan berat jenis Bumi dipatok
sebagai 1.
Bumi mempunyai diameter sepanjang
12.756 kilometer. Gravitasi Bumi diukur sebagai 10 N kg-1 dijadikan unit ukuran
gravitasi planet lain, dengan gravitasi Bumi dipatok sebagai 1. Bumi mempunyai
1 satelit alami yaitu Bulan. 70,8% permukaan bumi diliputi air. Udara Bumi
terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% uap air, karbondioksida, dan gas
lain. Bumi diperkirakan tersusun atas inti dalam bumi yang terdiri dari besi
nikel beku setebal 1.370 kilometer dengan suhu 4.500 C, diselimuti pula oleh
inti luar yang bersifat cair setebal 2.100 kilometer, lalu diselimuti pula oleh
mantel silika setebal 2.800 kilometer membentuk 83% isi bumi, dan akhirnya
sekali diselimuti oleh kerak bumi setebal kurang lebih 85 kilometer. Kerak bumi
lebih tipis di dasar laut yaitu sekitar 5 kilometer. Kerak bumi terbagi kepada
beberapa bagian dan bergerak melalui pergerakan tektonik lempeng (teori
Continental Drift) yang menghasilkan gempa bumi. Titik tertinggi di permukaan
bumi adalah gunung Everest setinggi 8.848 meter, dan titik terdalam adalah
palung Mariana di samudra Pasifik dengan kedalaman 10.924 meter. Danau terdalam
adalah Danau Baikal dengan kedalaman 1.637 meter, sedangkan danau terbesar
adalah Laut Kaspia dengan luas 394.299 km2.
Menurut komposisi (jenis dari
materialnya), Bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan sebagai berikut :
Kerak Bumi
Kerak bumi adalah lapisan
terluar Bumi yang terbagi menjadi dua kategori, yaitu kerak samudra dan kerak
benua. Kerak samudra mempunyai ketebalan sekitar 5-10 km sedangkan kerak benua
mempunyai ketebalan sekitar 20-70 km. Penyusun kerak samudra yang utama adalah
batuan basalt, sedangkan batuan penyusun kerak benua yang utama adalah granit,
yang tidak sepadat batuan basalt.
Mantel Bumi
Mantel bumi terletak di antara
kerak dan inti luar bumi. Mantel bumi merupakan batuan yang mengandung
magnesium dan silikon. Suhu pada mantel bagian atas ±1300 °C-1500 °C dan suhu
pada mantel bagian dalam ±1500 °C-3000 °C
Inti Bumi
Inti Bumi terletak pada
lapisan terdalam. Inti Bumi terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:
Inti bumi bagian luar
merupakan salah satu bagian dalam bumi yang melapisi inti bumi bagian dalam.
Inti bumi bagian luar mempunyai tebal 2250 km dan kedalaman antara 2900-4980
km. Inti bumi bagian luar terdiri atas besi dan nikel cair dengan suhu 3900 °C
Inti bumi bagian dalam
merupakan bagian bumi yang paling dalam atau dapat juga disebut inti bumi. inti
bumi mempunyai tebal 1200km dan berdiameter 2600km. inti bumi terdiri dari besi
dan nikel berbentuk padat dengan temperatur dapat mencapai 4800 °C.
Sedangkan menurut sifat
mekanik (sifat dari material) -nya, bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan
sebagai berikut :
1. Litosfer
Litosfer adalah kulit terluar
dari planet berbatu. Litosfer berasal dari kata Yunani, lithos yang berarti
berbatu, dan sphere yang berarti padat.
Litosfer bumi meliputi kerak
dan bagian teratas dari mantel bumi yang mengakibatkan kerasnya lapisan terluar
dari planet bumi. Litosfer ditopang oleh astenosfer, yang merupakan bagian yang
lebih lemah, lebih panas, dan lebih dalam dari mantel. Batas antara litosfer
dan astenosfer dibedakan dalam hal responnya terhadap tegangan: litosfer tetap
padat dalam jangka waktu geologis yang relatif lama dan berubah secara elastis
karena retakan-retakan, sednagkan astenosfer berubah seperti cairan kental.
Litosfer terpecah menjadi
beberapa lempeng tektonik yang mengakibatkan terjadinya gerak benua akibat
konveksi yang terjadi dalam astenosfer. Konsep litosfer sebagai lapisan terkuat
dari lapisan terluar bumi dikembangkan oleh Barrel pada tahun 1914, yang
menulis serangkaian paper untuk mendukung konsep itu. konsep yang berdasarkan
pada keberadaan anomali gravitasi yang signifikan di atas kerak benua, yang
lalu ia memperkirakan keberadaan lapisan kuat (yang ia sebut litosfer) di atas
lapisan lemah yang dapat mengalir secara konveksi (yang ia sebut astenosfer).
Ide ini lalu dikembangkan oleh Daly pada tahun 1940, dan telah diterima secara
luas oleh ahli geologi dan geofisika. Meski teori tentang litosfer dan
astenosfer berkembang sebelum teori lempeng tektonik dikembangkan pada tahun
1960, konsep mengenai keberadaan lapisan kuat (litosfer) dan lapisan lemah
(astenosfer) tetap menjadi bagian penting dari teori tersebut.
Terdapat dua tipe litosfer
yaitu : Litosfer samudra, yang berhubungan dengan kerak samudra dan berada di
dasar samdura Litosfer benua, yang berhubungan dengan kerak benua. Litosfer
samudra memiliki ketebalan 50-100 km, sementara litosfer benua memiliki
kedalaman 40-200 km. Kerak benua dibedakan dengan lapisan mantel atas karena
keberadaan lapisan Mohorovicic.
2. Astenosfer
Astenosper merupakan lapisan
dibawah lempeng tektonik, yang menjadi tempat bergeraknya lempeng benua.
3. Mesosfer
Mesosfer adalah lapisan udara
ketiga, di mana suhu atmosfer akan berkurang dengan pertambahan ketinggian
hingga ke lapisan keempat, termosfer. Udara yang terdapat di sini akan
mengakibatkan pergeseran berlaku dengan objek yang datang dari angkasa dan
menghasilkan suhu yang tinggi. Kebanyakan meteor yang sampai ke bumi biasanya
terbakar di lapisan ini.
Mesosfer terletak di antara 50
km dan 80-85 km dari permukaan bumi, saat suhunya berkurang dari 290 K hingga
200 K (18oC hingga − 73oC). Antara lapisan Mesosfer dengan lapisan atermosfer
terdapat lapisan perantara yaitu Mesopause.
Semoga
artikel ini bermanfaat bagi kita semua para pencari ilmu
Terimakasih
telah berkunjung :D
0 komentar